[News] Di Negara Ini Bitcoin di Jadikan Mata Uang Nasional

Di Negara Ini Bitcoin di Jadikan Mata Uang Nasional

Adanya sengketa perbatasan antara Kroasia dan Serbia, hal ini justru dimanfaatkan oleh Vit Jedlicka untuk membangun sebuah negara baru yang diberinama, Liberland. Liberland, daerah sepanjang pesisir sungai Danube ini sejatinya berlokasi di Eropa. Namun, ada yang lebih menarik dari sekedar rekor negara terkecil ketiga setelah Monako dan Vatikan ini. Ya, ternyata negara ini pun secara resmi lebih memilih cryptocurrency sebagai mata uang nasionalnya, ketimbang mata uang fiat.

Mengutip dari BitcoinMagazine, dalam wawancaranya sang presiden bahkan menyatakan:

Liberland tidak memiliki mata uang resmi, akan tetapi justru menerima semua mata uang, termasuk, bitcoin dan mata uang digital lainnya. Selain itu, Liberland mempunyai rencana untuk membuat sistem perbankan, dan kabar baiknya, beberapa bank telah menyatakan minatnya.

Dengan luas area sebesar 7 km², Liberland menggunakan 2 bahasa resmi, yakni, Ceko dan Inggris untuk kebutuhan komunikasinya. Bukan hanya itu, negara yang baru saja ‘merdeka’ pada tanggal 13 April 2015 ini, mempunyai slogan tersendiri “To live and let live”.

Syarat Menjadi Warga Negara Liberland

Jika anda ingin menjadi warga negara Liberland, setidaknya anda harus memenuhi 4 persyaratan berikut ini:
1) Menghormati orang lain dan menghormati pendapat orang lain, terlepas dari ras, etnis, ataupun apa agama mereka.
2) Menghormati ‘hal yang sifatnya pribadi’.
3) Bukan seorang komunis, nazi, dan atau ekstrimis lainnya.
4) Tidak pernah mempunyai catatan kriminal sebelumnya.

Jika anda lolos dari 4 syarat diatas, anda dapat mengajukan kewarganegaraan anda disitus resminya, http://liberland.org/.

Sekedar catatan juga, saat ini pendaftaran untuk menjadi warga negara Liberland terus melonjak. Terhitung, pertanggal 18 April saja sudah ada lebih dari 20.000 orang yang mengajukan aplikasi. Sayangnya, kurangnya relawan untuk menyaring pendaftaran kewarganegaraan, dalam waktu dekat pun hanya akan ada 3-5.000 orang saja yang resmi menempati negara baru tersebut.

Terakhir, mengutip ‘curhatan’ dari sang presiden, ia mengatakan:

Kami tidak puas dengan kinerja pemerintah kita. Selain itu, uang yang dikeluarkan oleh rakyat, pada akhirnya hanya masuk ke kantong pribadi (penguasa) melalui sistem subsidi. Pemilu pun tidak bisa mengubah hal ini, sebab, media sekarang dimiliki oleh para penguasa itu. Sehingga, kami memutuskan untuk keluar dan membangun sebuah negara baru, dimana, di tanah tak ber-tuan (Terra Nulius).

Sumber : disini